Itusebabnya Kristus datang ke dalam dunia supaya relasi menjadi pulih, supaya kita tidak perlu melihat kematian sebagai pemisah final antara aku dan sesamaku dan antara aku dengan Tuhanku. Jangan pikir kalau di neraka ada relasi, relasi itu hak istimewa sorga. Sorga, relasi, kasih, Allah, kekudusan dan cinta semua bergabung dalam satu sisi. DalamYohanes 11, kita membaca tentang hal yang dikatakan Yesus kepada Marta, seorang sahabat dekat-Nya yang sedang berduka atas kematian saudara laki-lakinya. Dia berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (ayat 25,26 ). Untuk setiap "hari ini" yang diberikan kepada kita KhotbahKematian : Tuhan Ada Bersama Dalam Duka. Ayub 3 : 20 – 26; Yohanes 9 : 1 – 7. Manusia sebagai makluk berpikir membuatnya selalu berusaha mencari jawab untuk mengerti demi memuaskan rasa ingin tahu dan tanya. Tapi sampai kapanpun manusia tidak akan berhenti bertanya. Saat sakit, ditimpa masalah dan kematian menerpa orang-orang benar View COMMUNICAT MISC at Gunadarma University. berkat bisa kita miliki. Kisahnya adalah sebagai berikut INIPUN AKAN BERLALU Ada seorang petani kaya mati meninggalkan kedua ternyata masih ada satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka. Mereka Hadirinjamaah Jumat rahimakumullah, Mungkin dari kita semua Invocatio: “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu” (Ulangan 4:31). Bacaan : Mazmur 32:1-11 (Tunggal) Khotbah : Roma 5:12-19 (Anthiponal) Tema : Hidup Dalam Kasih Karunia Tuhan. 6Ejgrs. Rumah bukan sekedar bangunan tempat tinggal. Bukan sekedar tempat bernaung dari panas dan hujan. Bagi sebuah keluarga, rumah adalah tempat yang istimewa. Rumah menjadi tempat ternyaman setelah seharian menguras banyak energi bekerja di kantor. Rumah menjadi tempat di mana cinta bersemi, tumbuh dan mekar diantara anggota keluarga. Bagi seorang anak, rumah orang tua adalah tempat penuh kasih sayang. Sehingga sejauh apapun seorang anak pergi, rumah orang tua selalu menjadi tempat yang dirindukan. Rumah menjadi tempat di mana hati dan cinta kita berada. Itu sebabnya ada ungkapan Home sweet home. Bagian pembacaan kita, Yohanes 141-3 merupakan kelanjutan percakapan Yesus dengan murid-murid-Nya setelah Perjamuan Malam. Yesus meneguhkan hati para murid. “Janganlah gelisah hatimu”. Yesus memberi jaminan kekal “di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu”. Saudaraku, kata rumah yang dipakai adalah kata Yunani Monai, Mone tempat yang abadi, selamanya bukan sementara. Juga menunjuk pada sebuah keadaan “selamanya atau abadi bersama Tuhan”. Pernyataan Yesus tentang rumah baik sebagai tempat abadi ataupun keadaan kekal sungguh menghibur hati para murid yang sedang gentar dan gelisah saat salib Golgota dan kematian semakin dekat. Yesus menyadarkan para murid juga kita bahwa kematian bukanlah akhir segala sesuatu. Dari apa yang terbatas dan fana di dunia, masih ada yang mulia dan kekal yaitu Kristus yang berkuasa. Kita hanya perlu percaya. Janganlah gelisah tapi percaya meskipun kematian membawa dukacita. Jangan menjadi putus asa apalagi berpaling dari iman. Yesus menyertai kita dengan Roh Kudus yang menajdi penolong dan penghibur supaya kita menghadapi kematian orang terkasih kita dengan rela dan dengan rendah hati. Rela karena anak kekasih kita ini adalah milik Tuhan. Ia kembali kepada pemiliknya. Rendah hati karena hanya kehendak dan rencana Tuhan saja yang dapat menentukan batas kehidupan seseorang. Yang memberi nafas adalah Tuhan, dan yang mengambil juga adalah Tuhan Tuhan. Jadi bukan suanggi atau sesuatu yang lain. Yesus juga memberi janji bahwa kelak setiap orang percaya akan bertemu dengan-Nya dalam rumah Bapa. Inilah yang menjadi penghiburan bagi keluarga juga kita semua. Hari ini kita diperhadapkan dengan saat kematian Anak, Cucu, Saudara, ponakan, murid, teman sekolah, teman sekolah minggu dan sahabat kita. Kehilangan orang yang sangat kita sayangi memang bukan hal yang mudah untuk diterima. Kita merasa belum siap ketika almarhumah mendahului kita dalam usia yang masih muda. Dia masih sekolah, dia mestinya mengejar cita – citanya. Kita terkejut dan kaget karena almarhumah tidak menderita sakit yang lama. Keluarga berupaya karena mengharapkan ia sembuh. Tapi Tuhan menghendaki yang lain. Tuhan memanggilnya dari tengah – tengah cinta kedua orang tua dan kakak beradik serta keluarga besar bahkan dari kehidupan kita semua. Tuhan memanggilnya pulang ke rumah Bapa di Sorga. Hari ini kita akan melepaskan jenazahnya dari rumah duka ini dan memakamkannya. Kita mengimani, ia bersama dengan Kristus dalam “Rumah Bapa” yang kekal. Saat kita diliputi oleh dukacita mendalam karena kehilangan kita dihiburkan bahwa anak kekasih kita, menemukan kedamaian yang sejati dalam rumah Bapa. Rumah yang tidak terbuat dari pasir dan tanah sehingga menjadi rapuh dan fana, melainkan rumah yang dipenuhi kebenaran, kemuliaan dan cinta Allah. Ia tidak ada lagi dalam rumah keluarga orang tuanya tapi kebersamaan dengannya tetap dikenang sepanjang masa. Kita justru bersyukur Tuhan menghadirkannya dalam kehidupan keluarga ini. Nasihat Firman Tuhan ini, bukan hanya tentang kematian tapi juga kehidupan. Bukan hanya meneguhkan hati untuk menghadapi kematian, tetapi juga untuk menjalani kehidupan. Bukan saja soal di Sorga nanti tapi juga soal sekarang, ketika kita sedang menjalani hidup yang hanya sementara saja di dunia ini. Yesus mengingatkan para murid dan kita sekalian bahwa untuk menikmati kehidupan kekal dalam rumah Bapa di Sorga maka kita harus mengikut Yesus. Kita mesti tinggal di dalam Yesus. Karena hanya ada satu jalan kebenaran dan hidup yaitu Yesus. Kita tidak masuk rumah Bapa karena kebenaran kita. Dan tidak ada sesuatu di dunia ini yang bisa menjadi jaminan bagi kita untuk berada di Rumah Bapa. Jabatan, kekayaan, gelar, atau hal apapun di dunia ini, tidak bisa menjadi jamin. Kita dapat menikmati kehidupan kekal itu hanya karena anugerah Tuhan. Karena itu jangan hidup diluar anugerah Tuhan. Hargai dan jalani kehidupan ini di dalam Yesus. Jika kita ingin berjumpa Sang Bapa, maka hiduplah pada Jalan Kristus, bukan jalan kita masing – masing. Peganglah janji Firman Tuhan dan jaminan penyertaaan Tuhan. Tuhan tetap menyertai, menghibur dan melindungi. Anak kekasih kita telah pergi mendahului kita ke rumah Bapa tapi di dalam rumah keluarga ini dan rumah kita masing – masing, cinta Tuhan tetap ada. Tuhan memberkati kita dengan FirmanNya. Selamat Jalan sahabat dan kekasih kita. selamat berjumpa di Rumah Bapa yang kekal. Amin. Ilustrasi Ayat Alkitab tentang Kematian sumber foto UnsplashAdalah penderitaan besar bagi seorang ibu untuk kehilangan anaknya—terutama yang masih bayi—sehingga ia akan membutuhkan penguatan dari ayat orang tua mana yang rela, ketika anaknya yang masih bayi kemudian harus kembali menghadap Bapa di surga karena berbagai sebab? Namun, tak ada yang bisa menghentikan ketika semua itu sudah menjadi kehendak ada yang lain yang bisa dilakukan selain berusaha ikhlas dan percaya pada janji-Nya bahwa Anda akan bersatu kembali dengan bayi Anda suatu hari nanti di surga. Sekarang, dapatkanlah penghiburan itu dari beberapa ayat Alkitab tentang kematian seperti berikut Alkitab tentang kematian bayi yang dapat menghibur Anda, orang tua kuat dan beriman teguhSelanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 1 Tesalonika 413, 14Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Yohanes 1125-26Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. Wahyu 214Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku, pergi, kamu tahu jalan ke situ. Yohanes 141-4Nah, sekiranya beberapa ayat Alkitab di atas dapat memberikan penghiburan yang diperlukan oleh orang tua mana pun yang sedang berduka cita lantaran harus kehilangan bayi mereka selalu diteguhkan dalam iman. Bunga Edelweis memang tidak seindah anggrek, Edelweis tidak seanggun mawar dan tidak seharum Melati. Tapi edelweiss memiliki keunikan tersendiri. Edelweis bukan bunga yang gampang dijumpai dan dipetik begitu saja karena Edelweis tumbuh di daerah pengunungan yang dingin, tebing yang curam atau bebatuan karang yang sulit dijangkau. Tapi walaupun hidup di tempat yang sulit, Edelweis mampu bertahan dan tumbuh dengan subur. Kelopak edelweiss bahkan mampu mekar hingga sepuluh tahun. Edelweis tidak mudah layu walaupun habitatnya adalah tempat yang sulit. Karena itulah Edelweis menjadi simbol bagi harapan, ketulusan dan keabadian cinta. Kita semua kehilangan, kita semua berduka dan bersedih. Di tengah – tengah dukacita dan kesedihan kita hanya Tuhanlah yang menjadi penolong dan penghibur yang sejati. Bersama Tuhan, maka Keluarga yang berduka dan kita semua beroleh kekuatan untuk melewati saat-saat sulit dan berat. Firman Tuhan saat ini memberi penghiburan bagi kita bahwa ketekunan untuk menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus membuat orang –orang yang mati dalam Tuhan “berbahagia”. Mereka dapat beristirahat dari jerih lelah mereka karena segala perbuatan mereka menyertai mereka. Orang yang mati dalam iman kepada Kristus beroleh berkat kebahagiaan. Ayat-ayat bacaan kita ini adalah bagian dari Wahyu Tuhan kepada Yohanes di pulau Patmos. Yohanes menerima wahyu dari Tuhan untuk dituliskan kepada orang – orang percaya terutama ke tujuh jemaat di Asia Kecil. Ayat-ayat ini dimaksudkan sebagai kata-kata hiburan untuk menguatkan hati orang-orang Kristen pada masa Wahyu Yohanes itu. Orang – orang Kristen pada masa itu sedang mengalami penganiayaan dan banyak kesusahan karena kesetiaan Iman kepada Yesus. Tetapi mereka dinasihati supaya mereka tetap bertekun. Orang-orang kudus harus terus-menerus "menaati perintah-perintah Allah dan tinggal setia kepada Yesus." Orang yang setia dalam iman akan beroleh mahkota kehidupan yg disediakan oleh Anak Domba Allah. Ini bukan janji-janji yang omong kosong. Mengenai orang-orang yang mati dalam Tuhan, Firman Tuhan katakan bahwa perbuatan mereka menyertai mereka. Artinya Hidup orang percaya yang diisi dengan iman dan kesetiaan kepada Tuhan akan bernilai kekal. Kalau iman terwujud dalam perbuatan, kita bisa meyakini bahwa apa yang kita kerjakan di dunia tidak sia-sia sebab kita akan memasuki tempat perhentian yang kekal. Hari ini dunia pendidikan dan kita semua kehilangan seorang guru yang setia mengabdi. Seperti Edelweis, kehidupan kekasih kita yang meninggal ini telah memberi arti bagi perjuangan, ketekunan, ketulusan dan kesetiaan mengabdi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Memang perjuangan hidup dan keindahan hidup tak ada yang abadi. Edelweispun akan mati. Edelweis hanyalah sebuah simbol karena hanya Tuhan yang abadi. Ibarat Edelweis, ia telah menemukan keabadiannya bersama Tuhan. Namun bagi kita yang masih melanjutkan kehidupan, kita dinasihati agar memiliki kehidupan yang kuat meski dalam situasi yang sulit, setia mengabdi meski di tempat yang sukar, memberi teladan dan selalu menginspirasi banyak orang. Setiap perbuatan yang kita lakukan kelak menyertai kita sampai pada kematian. Kekasih kita ini telah pergi untuk selamanya. Ia telah menuntaskan tanggung jawabnya sebagai ayah dan guru. Namanya akan selalu hidup dalam sanubari. Baktinya akan terukir dihati. Ia yang telah menjadi pelita dalam kegelapan pendidikan. Embun penyejuk di hati setiap anak didik yang selalu haus benih ilmu dan iman. Ia bukan saja suami, ayah bagi anak-anak, guru bagi anak didik, tapi juga orang tua dalam pelayanan. Ia Edelweis yang indah yang pernah Tuhan tempatkan di tengah-tengah kita untuk memberi pelajaran dan teladan tentang kesetiaan melayani, ketulusan mengabdi, kesungguhan bekerja keras. Seperti edelweiss yang memiliki cinta abadi sang pencipta maka demikianpun kita yang ditinggalkan hendaknya memiliki pengharapan dan iman di dalam Tuhan. Tuhan memelihara, menghibur dan menguatkan keluarga yang berduka. Tetaplah berharap pada Tuhan. Ingatlah janji Tuhan “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan”. Tuhan memberkati. Selasa, 27 Juli 2021 Edit Janji berarti ucapan yang menyatakan kesanggupan untuk melakukan atau memberi sesuatu. Janji berisi kesepakatan dari pihak – pihak yang terikat perjanjian. Janji juga memberikan pengharapan untuk pihak yang menerima janji. Pemazmur dalam bacaan Mazmur 11949-50, berbicara tentang janji Allah. Janji Allah, menghidupkan pemazmur dari kematiannya dalam dosa dan pelanggaran masa lalu. Janji Allah membangun kehidupan seseorang untuk lebih kuat dalam iman. Janji Allah membuat orang-orang percaya semakin teguh berpegang pada Firman Tuhan. Dalam pergumulan dan deritanya, pemazmur menyatakan keyakinan iman “Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.” Janji Tuhan, itulah yang menghiburkan Hari ini kita diperhadapkan dengan kematian. Akhir – akhir ini peristiwa kematian terjadi di mana – mana. Kematian sungguh membawa dukacita di hati keluarga. Peristiwa kematian sungguh mengguncangkan iman kita yang masih hidup. Dalam dukacita dan di tengah kenyataan kematian ini Firman Tuhan menguatkan kita bahwa pegangan kehidupan kita adalah Tuhan dan janjiNya menguatkan kita. Kematian memang sebuah misteri bagi manusia, tak ada seorangpun yang tahu kapan, di mana dan cara kita mengalami kematian. Tapi misteri kematian hanya dapat dimengerti, dipahami dan diterima dalam iman kepada Tuhan. Bahwa Tuhan adalah Allah yang kekal yang berkuasa baik atas kehidupan maupun kematian. Hari ini, keluarga berduka, kita semua berduka karena kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup keluarga, persekutuan gereja dan masyarakat. Janji penyertaan Allah memampukan kita mengalami sukacita dalam hadirat Tuhan. Ia yang berjanji menyediakan bagi kita bagian hidup kekal yang penuh sukacita dalam damai sejahtera bersama Bapa di Sorga yang kekal. Mazmur 119 adalah pasal terpanjang dalam Alkitab. Mazmur ini menegaskan keyakinan bahwa hidup orang beriman yang berpegang pada Tuhan akan berbahagia. Hidup memang tidak terlepas dari sengsara tapi Firman Allah menjadi penghiburan dan kekuatan. Firman Tuhan adalah harta yang memberi damai bagi hati dan jiwa. Hidup dalam FirmanNya membuat kita bertumbuh dalam kasih karunia dan kebenaran. Yesus Firman yang hidup itu akan memulihkan, menghibur dan memberi kekuatan bagi keluarga dan kita sekalian sehingga kita tidak tergoncang bahkan oleh dukacita dan kematian sekalipun. Firman Tuhan ini mengajak keluarga dan kita semua untuk mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya sumber penghiburan dan pengharapan dalam kesengsaraan. Bagaimanapun situasi dunia janganlah menyimpang dari Taurat Tuhan. Setialah dalam persekutuan orang – orang yang takut akan Tuhan. Hadapilah dukacita dengan iman. Meskipun terkadang kehidupan ini seperti menelan pil pahit. Janii Tuhan terasa jauh ketika kenyataan hidup berbeda. Janji-janji Tuhan adalah sumber kekuatan kita. Janji Tuhan sangat bisa dipercaya bahkan saat kesesakkan menghimpit kita. Janji Tuhan menyegarkan jiwa kita sehingga kita mampu bertahan di tengah kesesakan. Terkadang yang sesungguhnya kita butuhkan bukan sebuah jawaban doa seperti sebuah sulap. Yang kita butuh adalah Firman Allah yang hidup, janji penyertaan Tuhan dan kekuatan Roh Kudus untuk menghadapi segala perkara. Firman Tuhan menguatkan hati keluarga dan kita semua yang rapuh dan pedih karena dukacita. Janji Allah memberi pengharapan ketika ada banyak perkara terjadi seperti Covid 19 dan lain sebahainya. Almarhum kekasih kita telah mengakhiri segala hidupnya. Maut sudah menjemputnya, kematian mengakhiri seluruh perjalanan hidupnya di dunia ini, tapi kematian juga mengawali keselamatan abadi yang disediakan Tuhan baginya. Relakanlah kepergiannya sambil percaya bahwa kelak kita kan berjumpa dalam Sorga Kekal. Secara khusus bagi anak – anak yang ditinggalkan, teladanilah karya – karya dan perbuatan baik dari Almarhum. Hadapilah dukacita ini dengan melanjutkan karya – karya pelayanan dan kesetiaan bapa bagi Tuhan. Bagi kita sekalian yang ditinggalkan, hadapilah dukacita dengan menghargai nafas, kehidupan dan kesempatan berkarya yang Tuhan beri. Allah yang setia menggenggam tangan kita sampai akhir. Di dalam tangan-Nya ada penghiburan dan berkat. Amin.

khotbah dukacita kematian seorang ayah