NO NAMA: TMT: ALUMNI: 1. Rudini: 1 Maret 1984: 1951: 2. Try Soetrisno: 28 April 1987: 1959: 3. Eddie Sudradjat: 20 Februari 1988: 1960: 4. Soesilo Soedarman: 17 PetulanganGlenny Kairupan sudah bermula sejak lahir. Tak lama dilahirkan pada 11 Februari 1949 di Manado, ia harus mengikuti orang tuanya yang hijrah ke Jakarta lantaran mengikuti ayahnya bertugas sebagai salah satu pegawai negeri sipil di Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika masih balita, ia lalu mengikuti orang tua asuhnya, yang juga Senadadengan Kolonel Lucky, alumni Akmil tahun 1997 yang juga pernah menjabat sebagai Komandan Sekolah Komando Pusdik Passus ini mengatakan dengan adanya pencerahan dari Kepala BNPT bahwa penyebaran paham radikal terorisme yang juga menyasar kepada kalangan anak-anak maka hal tersebut juga menyadarkan bagi semua pihak bahwa bahaya penyebaran Akmilmenempati tanah seluas 654,4493 Ha. yang terdiri dari Komplek Panca Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, Mess Dieng, Mess Kranggan, Kolam renang Pisangan, Daerah-daerah latihan Gending, Pendem, Plempungan, kaloran, Kopeng dan Gringsing (Kab. Dalamkaitan dengan yang terakhir ini ada sebuah kisah menarik yang patut diungkap dalam paparan ini adalah pada acara imtihan-pesta akbar yang diselenggarakan sebelum puasa pada saat perpisahan santri yang selesai menamatkan belajar-dengan menyediakan makanan dan minuman dan mendatangkan semua hiburan rakyat, seperti: Selamadua minggu, penulis menyatroni sebuah toko buku besar di bilangan Matraman, Jakarta untuk mencari buku ini dan akhirnya tadi malam (21/3), berhasil mendapatkannya. Buku ini sudah mendapatkan ekspose yang luar biasa semenjak hari pertama terbit. Bahkan pada launching buku ini, beberapa stasiun TV meliput secara langsung acaranya. qik2VZ. - Perjalanan karier Kolonel Infanteri Priyanto turut disorot menyusul keterlibatan dirinya dalam kasus pembuangan jasad sepasang remaja yang menjadi korban kecelakaan di wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ke Sungai Serayu di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu 8/12/2021. Lulus dari Akademi Militer Akmil pada tahun 1994, Kolonel Priyanto dipercaya sebagai Komandan Kodim Dandim Gunungkidul, DIY, di bawah satuan Kodam IV/Diponegoro yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah, pada tahun 2015 hingga 2016. Kemudian, ia dipromosikan sebagai Inspektur Utama Umum Inspektorat Kodam IV/Diponegoro pada April 2019, dan pangkatnya pun naik dari letnan kolonel menjadi kolonel. Terakhir sebelum kasus ini mencuat, Kolonel Priyanto menjabat sebagai Kepala Seksi Intel Komando Resor Militer Korem 133/Nani Wartabone, Gorontalo, di bawah Kodam XIII/Merdeka, kini, seluruh pangkat dan jabatan Kolonel Priyanto ibarat selembar kertas yang disodorkan ke perapian. Ia kini sudah ditahan, dan sedang menjalani proses hukum. Kolonel Priyanto ditangkap pada 23 Desember 2021 di tempatnya berdinas sebagai Kepala Seksi Intel di Korem 133/Nani Wartabone di Gorontalo. Dia kemudian ditahan di Pomdam XIII/Merdeka, Manado. Perkara kasus Kolonel Inf Priyanto kini telah dilimpahkan ke Pusat Polisi Militer AD di Jakarta. Hal itu karena Kolonel Priyanto berstatus sebagai perwira Kapuspen TNI Mayjen Prantara Santosa, Kolonel Priyanto dan dua anggota TNI berpangkat kopral dua itu tengah menjalani proses Polresta Bandung melimpahkan penyidikan pada Rabu 22/12/2021 dalam insiden kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung pada Rabu 8/12/2021, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa telah memerintahkan penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk melakukan proses menyebutkan, ketiga oknum TNI AD itu melanggar UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, antara lain Pasal 310 ancaman pidana penjara maksimal 6 tahun dan Pasal 312 ancaman pidana penjara maksimal 3 tahun.Selain itu, tiga anggota TNI AD itu juga melanggar KUHP Pasal 181 ancaman pidana penjara maksimal 6 bulan, Pasal 359 ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun, Pasal 338 ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun, Pasal 340 ancaman pidana penjara maksimal seumur hidup.Jenderal bintang dua ini menegaskan, selain akan lakukan penuntutan hukuman maksimal sesuai tindak pidana-nya, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa juga telah menginstruksikan Penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk memberikan hukuman tambahan."Hukuman tambahannya berupa pemecatan dari dinas militer kepada tiga oknum anggota TNI AD tersebut," kata diketahui, Kolonel Priyanto berada di dalam mobil jenis Isuzu Panther warna hitam bernomor pelat B 300 Q, bersama Kopral Dua Dwi Atmoko anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro, dan Kopral Dua Ahmad Sholeh anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro.Sehari sebelumnya, Kolonel Priyanto baru selesai mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI AD, yang berlangsung pada 6-7 Desember 2021 di mendapat izin dari atasannya untuk menegok keluarganya di Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, Kolonel Priyanto pun berangkat bersama dua anggota TNI dengan pangkat yang lebih rendah bertiga menempuh jalur darat dari Jakarta menuju Yogyakarta. Rabu sore, saat berada di jalur lintas Nagreg-Limbangan, wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di dekat pom bensin Pandai, mobil mereka menabrak sepasang remaja bernama Handi Saputra 16 tahun dan Salsabila 14 tahun.KronologiKolonel Inf Priyanto semasa bertugas. Foto IstimewaPada 3 Desember 2021, lima hari sebelum kasus kecelakaan itu, Kolonel Inf Priyanto berada di Jakarta, mendapat perintah dari atasannya, yakni Komandan Korem 133/Nani Wartabone, untuk mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI AD, yang berlangsung pada 6-7 Desember mengikuti kegiatan itu, Priyanto kemudian meminta izin ke atasannya untuk menengok keluarganya di Jawa keesokan harinya, Rabu 8/12/2021, berangkatlah Priyanto melalui jalur darat, dengan mengendarai mobil jenis Isuzu Panther warna hitam bernomor pelat B 300 Q, bersama Kopral Dua DA anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro, dan Kopral Dua Ahmad anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro.Handi Saputra semasa hidup. Foto FacebookRabu sore, saat melintas di jalur lintas Nagreg-Limbangan, wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di dekat pom bensin Pandai, mobil mereka menabrak sepasang remaja bernama Handi Saputra 16 tahun dan Salsabila 14 tahun.Kedua remaja itu tak sadarkan diri usai tertabrak. Priyanto, Kopda DA, dan Kopda Ahmad, lantas mengangkut jasad kedua remaja itu ke dalam mobil para warga yang mengerumuni, tiga oknum anggota TNI AD itu mengaku akan membawa dua remaja itu ke rumah sakit. Seraya menyampaikan itu, mereka melarang warga untuk ikut mengantarkan korban ke rumah itu menimbulkan kecurigaan warga, hingga akhirnya seorang warga memotret tiga oknum TNI itu diam-diam saat membopong korban ke dalam Saputra 16 dan Salsabila 14, sejoli remaja yang ditabrak dan dibuang ke sungai oleh 3 anggota TNI AD di Nagreg. Foto FacebookTernyata benar, di tengah jalan, sepasang kekasih itu dibuang ke aliran Sungai Serayu di Banyumas. Mereka baru ditemukan tiga hari kemudian, yakni pada Sabtu, 11 Desember Handi Saputra sendiri diduga kuat masih hidup saat tubuhnya dicampakkan ke sungai oleh tiga anggota TNI AD hasil pemeriksaan Biddokes Polda Jateng, ditemukan adanya saluran pernapasan dari paru-parunya saat ia dibuang."Hal ini menunjukkan saat dibuang dia Handi dalam keadaan hidup atau tidak sadar," kata Kepala Biddokkes Polda Jawa Tengah Kombes dr Sumy Hastry Purwanti, Kamis 23/12/2021."Jadi, laki-laki itu Handi meninggal dunia karena tenggelam dan bukan karena luka di kepalanya karena luka di kepala tidak mematikan," sambung dr Salsabila dibuang ke sungai dalam keadaan sudah Sembunyikan 'Bangkai'Kolonel Inf Priyanto semasa bertugas. Foto IstimewaSelepas menabrak dan membuang jasad sepasang remaja itu, Kolonel Priyanto masih sempat kembali ke Korem 133/Nani Wartabone, Gorontalo, tempatnya berdinas, pada Minggu 12/12/2021, dengan naik mendarat dengan selamat di Bandara jalaludin Gorontalo. Sampai di markasnya, ia sama sekali tidak menyampaikan peristiwa kecelakaan yang dialaminya di Nagreg kepada atasannya. Ia mencoba menyembunyikan "bangkai" itu alam menyingkap apa yang telah diperbuat Kolonel Priyanto dan dua teman seperjalanannya Handi dan Salsabila ditemukan warga di aliran Sungai Serayu di lokasi terpisah pada Sabtu, 11 Desember Handi ditemukan di wilayah Banyumas, sedangkan jasad Salsabila di wilayah dari Atas JembatanBelakangan terungkap, Kolonel Inf Priyanto diduga sebagai dalang perbuatan itu. Dialah yang diduga sebagai otak dari pembuangan jasad sepasang remaja tersebut dibeberkan oleh Kopda Andreas Dwi Atmoko, yang merupakan anggota Kodim 0730/Gunungkidul saat diperiksa secara intensif di Kodam IV/Diponegoro, Dwi Atmoko mengaku, setelah mobil mereka menabrak sejoli itu, ia sempat menyarankan kepada Kolonel Inf Priyanto, agar membawa sejoli itu ke rumah sakit atau minimal ke puskesmas tetapi, anjuran dari Kopda Dwi Atmoko diduga tidak diindahkan oleh Kolonel Priyanto. Dengan pangkat dan jabatannya yang jauh lebih tinggi, Kolonel Priyanto diduga menampik saran itu, dan sebaliknya ia pun mengajak dua bawahannya itu untuk membuang jasad sejoli remaja yang malang itu ke aliran Sungai Serayu di Cilacap, dalam perjalanan mereka menuju mereka membuang jasad kedua korban dari atas jembatan layaknya membuang sampah."Dibuang ke sungai Serayu dari atas jembatan," kata Kopda Dwi Atmoko dalam Kopda Dwi Atmoko, dalam proses membuang jasad sepasang remaja itu, dirinya dan Kolonel Priyanto menunggu dari luar mobil, sedangkan Kopda Ahmad Sholeh menyorongkan mayat dari dalam membuang jasad sejoli itu, Kolonel Priyanto, kata Kopda Dwi, meminta mereka untuk tutup mulut."Kolonel Inf Priyanto mengatakan agar kejadian itu jangan diceritakan kepada siapapun," ujar Kopda Dwi Kolonel Inf Priyanto sendiri diketahui berada di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. Mereka bertiga tiba di rumah Kolonel Priyanto pada Kamis pagi 9/12/2021 sekitar pukul Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh hanya mampir sebentar, lalu mereka pulang ke rumah Menarik Lainnya Sandiaga Uno Ungkap Surat Cinta Istri 31 Tahun Lalu, Doa Jadi 'Pak Menteri' Terkabul Sandiaga Uno Temui Prabowo, Bahas Apa? Sandiaga Uno Sebut Edukasi dan Literasi Perlu Ditingkatkan Agar Siap Hadapi Bencana Mantan ajudan Presiden Jokowi, Kolonel Inf Rudy Saladin MA memperoleh promosi brigjen sebagai Komandan Korem 061/Suryakancana, Bogor. Rudy pun menjadi alumni Akmil 1997 pertama yang memperoleh pangkat jendral bintang satu. Karier Rudy Saladin memang istimewa. Ia meraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sekaligus saat lulus Akmil 1997. Kariernya langsung meroket begitu menjabat ajudan Presiden Jokowi tahun 2019-2021. Simak –> Daftar Ajudan Presiden Jokowi dari Masa ke Masa, Kini Alumni 1998 Brigjen TNI Rudy Saladin menggantikan Brigjen TNI Achmad Fauzi yang dimutasi sebagai Dirjianbang Seskoad. Brigjen TNI Rudy Saladin, MA lahir 17 September 1975 46 tahun. Sebelum menjadi Korem 061/Suryakancana, Bogor, Rudy menjabat Komandan Korem 074/Warastratama. Rudy lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan dan memiliki istri bernama Chrisma Virawanti, Riwayat Pendidikan • SMA Taruna Nusantara 1994 • Akademi Militer 1997 • Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, Amerika Serikat • Advanced Infantry Officers Course sekolah lanjutan perwira i SAFTI Singapura tahun 2003 • S-2 Hubungan Internasional di Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat Riwayat Jabatan • Danton Yonif Linud 328/Dirgahayu • Danki Yonif Linud 328/Dirgahayu • Perwira Staf Operasi • Kasi Brigif Linud 17/Kujang I • Wadan Yonif Linud 330/Tri Dharma • Pabandya Ops Kodam VI/Mulawarman • Danyonif 613/Raja Alam • Dandim 1008/Tanjung Tabalong • Waaspers Kasdivif 1/Kostrad • Sespri Kasad • Danbrigif 6/Trisakti Baladaya 2017—2018 • Asops Kodam VI/Mulawarman 2018—2019 • Ajudan Presiden RI 2019—2021 • Komandan Korem 074/Warastratama 2021 – 2022 • Komandan Korem 061/Suryakancana 2022-sekarang Lihat Juga Kolonel Inf Rudy Saladin, Terbaik 1997 dan Kini Danrem Warastratama 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID aPVhxkFcPLlZFaG0kZyIEc16clXWYMGequs3J7wLU-MT-l36oX9VWQ== 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID KnjHBhooSifjFl75dd_a6ZXvOwZ8sri7yfOUVmYCFVTQSWgFwltXzA== Nasional BuddyKu Rabu, 22 Maret 2023 - 0657 LULUSAN Akmil 1997 sekarang ini rata-rata sudah mencapai pangkat kolonel. Namun, di antara mereka, ada yang telah menjadi perwira tinggi dengan pangkat jenderal. Jenderal TNI lulusan Akademi Militer tahun 1997 ini berhasil membuktikan kemampuannya di TNI melalui catatan karier yang moncer. Tak hanya menjadi kebanggaan bagi diri dan keluarga, prestasi tersebut juga membanggakan rekan-rekan seangkatan. Berikut tiga jenderal TNI lulusan Akmil 1997 dengan karier moncer, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Rabu 22/3/2023 1. Brigjen TNI Rudy Saladin Brigadir Jenderal TNI Rudy Saladin merupakan alumni Akmil 1997 pertama yang menjadi perwira tinggi di TNI Angkatan Darat. Sejak lulus Akmil, Rudy Saladin telah menunjukkan prestasinya dengan menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Ia pun memperoleh penghargaan Adhi Makayasa sekaligus Tri Sakti Wiratama. Pada 2022, Rudy mendapat promosi menjadi perwira tinggi. Ia naik pangkat dari kolonel infanteri menjadi brigadir jenderal atau jenderal bintang satu. Ia juga ditunjuk sebagai Komandan Resor Militer 061/Suryakancana. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Jabatan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kala itu. Sebelumnya, Rudy pernah menjabat sebagai Komandan Korem 074/Warastratama 2021-2022, Asops Kodam VI/Mlw 2018-2019, Komandan Brigif Mekanis Raider 6/Tsb 2017-2018, dan Sespri Kasad 2016-2017. Pada 2019-2021, pria kelahiran 17 September 1975 ini dipercaya sebagai Ajudan Presiden RI. 2. Brigjen TNI Achiruddin Menyusul rekan seangkatannya sesama alumni Akmil 1997, Brigadir Jenderal TNI Achiruddin juga mendapat kenaikan pangkat dari kolonel infanteri menjadi brigadir jenderal pada tahun 2022. Sejak November 2022, Brigjen TNI Achiruddin dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Komandan Jenderal Kopassus Wadanjen Kopassus. Promosi ini berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/1122/XI/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan 4 November 2022. Pria kelahiran 15 November 1975 ini pernah menduduki sejumlah posisi strategis sebelumnya. Ia dipercaya sebagai Danrem 052/Wijayakrama 2022, Danrem 074/Warastratama 2022, Pamen Denma Mabesad 2021-2022, Dan Grup A Paspampres 2019-2021, serta Asintel Danjen Kopassus 2018-2019, Salah satu momen menarik dalam catatan kariernya adalah ketika ia memberikan bendera merah putih kepada Ustaz Abu Bakar Baasyir, pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki. Bendera tersebut dikibarkan dalam peringatan HUT ke-77 RI, yang menjadi upacara pengibaran bendera merah putih pertama sejak berdirinya Ponpes Al-Mukmin Ngruki. Saat itu, Achiruddin menjabat Danrem 074/Warastratama Solo, Jawa Tengah. 3. Brigjen Edwin Adrian Sumantha Brigidir Jenderal Edwin Adrian Sumantha adalah lulusan Akmil 1997 yang mendapatkan pangkat bintang satu pada Januari 2023. Hal ini berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/48/I/2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan Panglima TNI Yudo Margono pada 16 Januari 2023. Dalam mutasi tersebut, Edwin menjadi satu dari 52 perwira berpangkat kolonel yang pecah bintang menjadi brigadir jenderal. Seiring dengan hal itu, Edwin diangkat menjadi Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI. Sebelumnya, Edwin merupakan Danmen Candradimuka Akademi TNI sejak 2022. Pria kelahiran 23 Oktober 1975 ini mengawali karier militernya di kesatuan infanteri Korps Baret Merah atau Kopassus. Ia pernah dipercaya sebagai Pabandya Lid/Gal Sintel Kopassus, Danyon 31 Grup 3 Kopassus, Dandenpampri Presiden RI Paspamres. Pada 2017-2018, Edwin menempati posisi Dandim 0501/BS Jakarta Pusat Kodam Jaya, yang dilanjutkan dengan menjadi Ajudan Wakil Presiden RI 2018-2019. Rahmi Rizal-Litbang MPI

akmil 1997 yang sudah kolonel